Perkataan Anas ibn Mâlik di atas tidak berarti bahwa mengangkat tangan saat berdoa dilarang. Sebab, begitu banyak hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw. mengangkat tangan ketika berdoa. Bahkan Rasulullah saw. bersabda, “Tuhan kalian Maha Pemalu dan Pemurah. Dia malu jika hamba-Nya telah mengangkat tangan berdoa kepada-Nya lalu tidak diberi.” (al-Tirmidzi dan Ibn majah).
Adapun ucapan Anas ra. Bahwa Rasulullah tidak mengangkat tangan ketika berdoa kecuali saat istisqa tafsirannya adalah sebagai berikut (lihat Fath al-Bârî):
1. Bisa jadi Anas tidak melihat Rasulullah saw. berdoa dengan mengangkat tangan di kesempatan yang lain.
2. Bisa jadi maksudnya Anas tidak pernah melihat Rasulullah saw. mengingat tangan sedemikian rupa seperti saat istisqa di mana hal itu ditunjukkan oleh lanjutan redaksinya, “sampai putih ketiak beliau terlihat.” Sementara Adab berdoa secara singkat sebagai berikut:
• Hendaknya makanan, tempat tinggal, pakaian, serta barang yang dimilikinya adalah halal.
• Memanfaatkan waktu-waktu yang mulia: seperti hari Arafah, Ramadan, hari Jumat, dan waktu sahur.
• Memanfaatkan kondisi-kondisi istimewa seperti saat salat, saat hujan dsb.
• Mnghadap kiblat dan mengangkat tangan.
• Setelah selesai berdoa, mengusap wajah dengan kedua tangan.
• Merendahkan suara: tidak keras dan tidak terlalu pelan.
• Khusyu dan penuh penghayatan.
• Berdoa dengan sepenuh hati dengan yakin bahwa doa tersebut akan dikabul.
• Tidak tergesa-gesa dengan merasa doanya lambat dikabul.
• Memulai doa dengan zikir kepada Allah dan salawat kepada Rasul saw. setelah didahului oleh pujian kepada-Nya. Demikian pula saat menutup doa.
• Memerhatikan adab batin. Yaitu bertobat, taqarrub kepada-Nya, dan tidak menzalimi manusia
Kembali Ke DOA-DOA