Dua orang santri perwakilan Ponpes Al-Azhar (Kang Zarkoni & Kang Anas) dan sebanyak 70 orang pengurus pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa
Timur, Senin, 4 Maret 2013, belajar membuat website. Acara yang digagas
organisasi Damar84 tersebut berlangsung di salah satu universitas swasta
di Banyuwangi.
Dalam acara itu peserta langsung berhadapan dengan komputer serta internet. Peserta dilatih membuat website menggunakan joomla.
Ketua Umum Damar84 Antariksawan Yusuf mengatakan, saat ini masih sedikit pondok pesantren yang mampu menyebarluaskan informasi melalui website. Dari sekitar 300 pondok pesantren di Banyuwangi, kata dia, hanya dua ponpes yang memiliki website. "Kesadaran IT di ponpes sangat kurang," kata dia kepada wartawan, Senin sore, 4 Maret 2013.
Damar84 merupakan organisasi nirlaba yang dibuat oleh alumni pelajar Banyuwangi yang lulus tahun 1984. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Selain Banyuwangi, organisasi tersebut berdiri di Surabaya dan Jakarta.
Menurut Antariksawan, rendahnya kemampuan ponpes mengaplikasikan IT karena kurangnya infrastruktur. Tidak seluruh ponpes memiliki fasilitas komputer dan internet. Namun bersamaan dengan dibangunnya 1.100 wifi di Banyuwangi oleh PT Telkom, Antariksawan optimistis ponpes bisa lebih berkembang.
Penyebarluasan informasi menggunakan website, kata Antariksawan, akan berdampak positif pada perkembangan ponpes. Selain keberadaannya bisa diketahui lebih luas, website sangat efektif untuk menyebarluaskan syiar Islam maupun informasi positif lainnya. "Ada beberapa santri dari Malasyia yang mondok di Banyuwangi setelah tahu dari website," ujarnya.
Ahmadi, 24 tahun, pengurus Ponpes Nurus Sa-adah, Kecamatan Kalipuro, mengakui selama ini jarang berinteraksi dengan dunia IT. Sebab, kata dia, di ponpesnya hanya memiliki satu unit komputer yang kebanyakan dipakai untuk administrasi. "Tidak pernah berfikir untuk bikin website," ucapnya.
Muhammad Nur, pengasuh Ponpes Nurul Amin, mengatakan bahwa pelatihan tersebut cukup berguna untuk mensosialisasikan ponpesnya kepada masyarakat luas.
Sumber:http://www.tempo.co/read/news/2013/03/04/058465055/Pondok-Pesantren-Dilatih-Bikin-Website
Dalam acara itu peserta langsung berhadapan dengan komputer serta internet. Peserta dilatih membuat website menggunakan joomla.
Ketua Umum Damar84 Antariksawan Yusuf mengatakan, saat ini masih sedikit pondok pesantren yang mampu menyebarluaskan informasi melalui website. Dari sekitar 300 pondok pesantren di Banyuwangi, kata dia, hanya dua ponpes yang memiliki website. "Kesadaran IT di ponpes sangat kurang," kata dia kepada wartawan, Senin sore, 4 Maret 2013.
Damar84 merupakan organisasi nirlaba yang dibuat oleh alumni pelajar Banyuwangi yang lulus tahun 1984. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Selain Banyuwangi, organisasi tersebut berdiri di Surabaya dan Jakarta.
Menurut Antariksawan, rendahnya kemampuan ponpes mengaplikasikan IT karena kurangnya infrastruktur. Tidak seluruh ponpes memiliki fasilitas komputer dan internet. Namun bersamaan dengan dibangunnya 1.100 wifi di Banyuwangi oleh PT Telkom, Antariksawan optimistis ponpes bisa lebih berkembang.
Penyebarluasan informasi menggunakan website, kata Antariksawan, akan berdampak positif pada perkembangan ponpes. Selain keberadaannya bisa diketahui lebih luas, website sangat efektif untuk menyebarluaskan syiar Islam maupun informasi positif lainnya. "Ada beberapa santri dari Malasyia yang mondok di Banyuwangi setelah tahu dari website," ujarnya.
Ahmadi, 24 tahun, pengurus Ponpes Nurus Sa-adah, Kecamatan Kalipuro, mengakui selama ini jarang berinteraksi dengan dunia IT. Sebab, kata dia, di ponpesnya hanya memiliki satu unit komputer yang kebanyakan dipakai untuk administrasi. "Tidak pernah berfikir untuk bikin website," ucapnya.
Muhammad Nur, pengasuh Ponpes Nurul Amin, mengatakan bahwa pelatihan tersebut cukup berguna untuk mensosialisasikan ponpesnya kepada masyarakat luas.
Sumber:http://www.tempo.co/read/news/2013/03/04/058465055/Pondok-Pesantren-Dilatih-Bikin-Website