Apabila wau atau ya’ berharokat berada pada ‘ain fi’il Bina’ Ajwaf dan huruf sebelumnya terdiri dari huruf Shahih yang mati/sukun, maka harakat wawu atau ya’ tsb harus dipindah pada huruf sebelumnya. Contoh: يَقُوْمُ asalnya يَقْوُمُ dan يَبِيْعُ asalnya يَبْيِعُ.
Praktek I’lal:
يَقُوْمُ asalnya يَقْوُمُ ikut pada wazan يَفْعُلُ . harkah wawu dipindah pada huruf sebelumnya, karena wawu-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadiيَقُوْمُ
يَبِيْعُ asalnya يَبْيِعُ ikut pada wazan يَفْعِلُ harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya, karena Ya’-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya, maka menjadi يَبِيْعُ
Perhatian:
Perpindahan Syakal/Harakat/Tasykil/Tanda baca Wau atau Ya’ tersebut dalam Kaidah ini, tidak berlaku apabila setelah Wawu atau Ya’ terdapat Huruf yang di-tasydid-kan. Contoh: يَسْوَدُّ
Pelajaran terkait:
- Kaidah Ilal ke 1
- Kaidah Ilal ke 2
- Kaidah Ilal ke 3
- Kaidah Ilal ke 4
- Kaidah Ilal ke 5
- Kaidah Ilal ke 6
- Kaidah Ilal ke 7
- Kaidah Ilal ke 8
- Kaidah Ilal ke 9
- Kaidah Ilal ke 10
- Kaidah Ilal ke 11
- Kaidah Ilal ke 12
- Kaidah Ilal ke 13
- Kaidah Ilal ke 14
- Kaidah Ilal ke 15
- Kaidah Ilal ke 16
- Kaidah Ilal ke 17
- Kaidah Ilal ke 18
- Kaidah Ilal ke 19